BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Salah satu ciri makhluk hidup adalah berkembang biak dan proses perkembangbiakan selalu berhubungan dengan sistem reproduksi. Pada umumnya, sistem reproduksi terjadi setelah hewan tersebut mencapai dewasa kelamin. Sistem reproduksi juga merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan suatu generasi.
Untuk kehidupan makhluk hidup reproduksi tidak bersifat vital artinya tanpa adanya reproduksi makhluk hidup tidak akan mati. Akan tetapi, bila makhluk hidup tidak dapat bereproduksi maka kelangsungan generasi makhluk hidup tersebut terancam punah.
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi bentuk dan susunan alat kelamin jantan secara makroskopis dan mikroskopis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistem Reproduksi Hewan Jantan secara Makroskopis
Organ reproduksi jantan dapat dibagi menjadi 3 komponen :
Organ kelamin primer, yaitu gonad jantan, yang dinamakan testis (testes = jamak),
Sekelompok kelenjar-kelenjar kelamin pelengkap, seperti kelenjar prostat, cowper dan vesika seminalis . Dan saluran-saluran yang terdiri dari epididimis dan vas deferens
Alat kelamin luar atau alat kopulatoris yaitu penis
(Toelihere 1979 dan Marawali 2001)
Testes
Testes merupakan alat kelamin primer pada organ reproduksi jantan yang mempunyai dua fungsi, yaitu (1) menghasilkan spermatozoa atau sel-sel kelamin jantan, (2) mensekresikan hormon-hormon kelamin jantan, seperti testosteron dan androgen. Spermatozoa dihasilkan dalam tubulus seminiferus atas pengaruh FSH (Follicle Stimulating Hormone), sedangkan testosteron diproduksi oleh sel-sel interstisial dari leydig atas pengaruh ICSH (Intertitial Cell Stimulating Hormone). (Toelihere 1979)
Struktur testis meliputi : (a) Tunika albuginea, merupakan pembungkus langsung testis. Licin karena banyak mengandung pembuluh syaraf dan darah. (b) Septum testis. (c) Tubulus seminiferus, merupakan tabung (saluran) kecil panjang berkelok-kelok dan merupakan isi dari lobulus. (d) Rete testis, merupakan saluran penghubung antara epididimis dengan lobulus. (e) Ductus efferent
Testes berada di dalam kantong skrotum, di mana kantong tersebut selain sebagai pelindung juga sebagai termoregulator. Jika udara dingin skrotum akan mengeriput, testis tertari lebih dekat dengan badan, sehingga panas tidak banyak terbuang. Sebaliknya jika udara panas, skrotum akan mengalami relaksasi dan testis menjauhi badan, sehingga panas banyak terbuang.
EPIDIDIMIS
Epididimis merupakan suatu pembuluh yang timbul dari bagian dorsal testis berasal dari ductus efferentia, terdiri dari 3 bagian : caput, corpus dan cauda. (Salisbury, 1985). Caput epididimis, membentuk suatu tonjolan dasar dan agak berbentuk mangkuk yang dimulai pada ujung proximal testis. Corpus epididimis, bagian bawah terentang ke bawah, sejajar dengan jalannya vas deferens, menjalar terus hampir melewati testes, di bagian bawah epididimis membelok ke atas. Cauda epididimis, merupakan bagian epididimis yang terletak pada bagian bawah testis yang membelok ke atas. (Toelihere, Marawali 2001)
Fungsi penting dari epididimis adalah sebagai tempat penyimpanan spermatozoa dan sebagai tempat pematangan spermatozoa.
VAS DEFERENS
Duktus ini mempunyai lapisan otot yang tebal sehingga bersifat agak kenyal. Ductus deferens berfungsi menyalurkan spermatozoa dari cauda epididimis ke uretra. Saluran ini dibungkus oleh funiculus spermaticus yang mengandung unsur-unsur duktus deferens, pembuluh darah, otot polos dan saraf, semuanya terbungkus oleh peritoneum.
KELENJAR TAMBAHAN
Kelenjar tambahan (accessory gland) berada di sepanjang bagian uretra yang terletak di daerah pelvis, mempunyai saluran-saluran yang mengeluarkan sekresi-sekresinya ke dalam uretra. Kelenjar-kelenjar tambahan ini terdiri dari vesica seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper.
Vesica seminalis. Kelenjar yang berjumlah sepasang dan berfungsi untuk menyimpan spermatozoa dan sekretanya ditumpahkan pada semen ketika terjadi ejakulasi. Sekretanya mengandung protein, enzim dan flavin.
Kelenjar prostat. Kelenjar prostate merupakan kelenjar tunggal yang terdapat pada pangkal uretra. Kelenjar ini berperan dalam memberikan bau khas pada sperm serta berperan dalam pewarnaan semen.
Kelenjar bulbouretralis atau cowper. Kelenjar ini terdiri dari sepasang kelenjar yang terletak sepanjang uretra dekat dengan titik keluarnya uretra dari ruang pelvis. Kelenjar ini berfungsi untuk membersihkan saluran.
PENIS
Merupakan alat kopulasi. Terdiri dari dua tipe :
Tipe fibroelastis. Ukurannya kecil, panjang, waktu ereksi keras tetapi tidak begitu membesar karena kavernosanya sedikit. Pada waktu tidak ereksi melengkung membentuk huruf "s" disebut flexura sigmoidea. Tipe ini terdapat pada hewan ruminansia.
Tipe muskulokavernosus. Bentukknya pendek, waktu ereksi membesar karena banyaknya kaverna, tidak begitu keras. Tipe ini terdapat pada manusia, kuda, anjing.
Fungsi penis bukan hanya sebagai alat kopulasi, akan tetapi juga sebagai jalan keluarnya air mani pada waktu ejakulasi dan mendeposisikan air mani pada alat kelamin betina. Permukaan penis terutama kepala penis (glans penis) sangat kaya dengan saraf. Oleh karena itu, bagian ini sangat peka terhadap segala rangsangan. Bagian ujung anterior penis diselubungi oleh preputium yang merupakan lipatan kulit.
2.2. Sistem Reproduksi Hewan Jantan secara Mikroskopis
|
tubulus seminiferus |
BAB
III
METODE
PERCOBAAN
ALAT
DAN BAHAN
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah bak
aluminium, pinset dan mikroskop. Sedangkan bahan yang digunakan adalah organ
genetalia jantan pada sapid dan sediaan awetan tubulus seminiferus dan duktus
epididimis.
METODE
KERJA
Preparat alat kelamin yang akan diperiksa secara
makroskopis di keluarkan dari dalam toples yang berformalin, kemudian bersihkan
dengan air mengalir agar baunya tidak menyengat. Lalu letakkan preparat di bak
aluminium dan amati bagian-bagian dari alat kelamin jantan tersebut. Untuk
mikroskopis, sediaan awetan diamati dengan menggunakan mikroskop.
BAB
IV
PEMBAHASAN
Testes berfungsi menghasilkan
sperma dan hormon-hormon kelamin jantan. Pembungkus testis dinamakan skrotum
yang berperan dalam termoregulator dan sebagai pelindung. Saluran-saluran yang terdapat
dalam organ genetalia jantan terdiri dari vas deferens dan epididimis
Kelenjar-kelenjar tambahan terdiri
dari vesika seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper. Di mana vesika
seminalis berfungsi untuk memberikan nutrisi pada semen, kelenjar prostat
berperan dalam memberikan aroma yang khas pada semen dan kelenjar cowper
berperan dalam membersihkan saluran-saluran.
Penis selain berperan sebagai alat
kopulasi juga berperan sebagai jalan keluarnya air mani. Penis sendiri terbagi
atas dua tipe, yaitu tipe fibroelastis dan tipe muskulokavernosus.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa organ reproduksi jantan tersusun atas
alat kelamin primer, yaitu testis dan alat kelamin sekunder yang terdiri atas
saluran, kelenjar tambahan dan penis.
DAFTAR PUSTAKA
Marawali, A. 2001. Dasar-dasar
Ilmu Reproduksi Ternak Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Pendidikan Tinggi
Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur, Kupang.
Salisbury, G.M. 1985. Fisiologi
Reproduksi dan Inseminasi Buatan pada Sapi. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Toelihere, Mozes R.
1979. Fisiologi Reproduksi pada Ternak. Angkasa : Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar